Selasa, 11 Agustus 2015

Pendakian Gunung Prau [1-2 Juni 2015]

Assalammualaikum.wr.wb.
Akhirnya punya waktu buat nulis yeeeee :D Sebenernya kisah perjalanan yang bakal tak ceritain kali ini udah kelewat lamaaaa banget, hampir dua bulan yang lalu. Tapi gak papa deh, demi janjiku untuk menuliskan semua kisah petualanganku, telat pun tidak masalah :v Oke, ini adalah salah satu petualangan paling nekad dalam hidupku, pendakian Gunung Prau. Jadi, aku sama Mbak Ima udah kebelet ngalas sejak beberapa bulan sebelumnya, nah dan akhirnya pilihan kita buat menentukan tempat dan waktu ngalas jatuh kepada Gunung Prau pada tanggal 1-2 Juni 2015, waktu yang sangat sangat nekad, berhubung pagi harinya kita masih UKK -_- Dan parahnya 31 Mei 2015atau H-1 pendakian, aku gak belajar buat UKK tapi malah sibuk packing :p 


Team pendakian kali ini berjumlah 8 orang (aku, Mbak Ima, Meita, Yoan, Qonita, Tika, Manda, dan Yusril), dengan Yusril sebagai satu-satunya laki-laki dalam pendakian kali ini. Perjalanan kita mulai lepas dzuhur dari SMANSA tercinta. Petualangan kali ini kita memutuskan untuk naik transportasi umum, berhubung kita belum tahu di mana Base Camp Patak Banteng, kan kalo naik transportasi umum bisa tanya-tanya sopirnya xD sekalian itung-itung upaya pengurangan gas buang kendaraan yang bisa menimbulkan pencemaran dan global warming *halah*

Berangkat dari SMANSA sekitar pukul 13.15, lalu naik angkutan umum sampai Menowo. Dari Menowo, kita bisa naik bus jurusan Wonosobo, kalo gak salah ada 3 pilihan bus jurusan Magelang-Wonosobo : Cebong Jaya, Putra Perdana, dan Putra Mataram. Nunggu busnya ternyata agak lama, sekitar pukul 13.45 kita akhirnya dapet bus yang dimaksud. Okee, berangkatlah kita ke Wonosobo. Dengan modal nekad dan tidak punya malu, aku memilih tempat duduk paling depan sendiri, biar deket sama sopir dan bisa nanya-nanya xD Akhirnya hasil kepo-kepo dari Pak Sopir, kita turun di terminal Wonosobo sekitar pukul 16.00. O iya, mau curhat aja nih, sepanjang perjalanan dari Magelang sampai Wonosbo, kita diguyur hujan, Alhamdulillahnya sampai Wonosobo hujan udah reda hehe :D
Dari terminal Wonosobo sebenarnya kita bisa naik angkutan umum jurusan Dieng dan turun di desa Patak Banteng. Tapi kebetulan waktu itu ada bapak-bapak sopir angkot yang nawarin carteran angkutannya buat rombangan kita yang ber-8 dan 2 orang pendaki yang juga sama-sama mau nanjak ke Prau. Dengan kesepakatan 20rb/orang untuk carteran kali ini, akhirnya kita deal. Yuhuuuu... perjalanan pun lanjut ke Dieng. Kaca jendela angkutan umum sengaja dibuka, udara sejuk selepas hujan pun menusuk tulang sepanjang perjalanan ke Desa Patak Banteng, brrrrrr gilaaaa baru otw Dieng aja udah dingin banget, gimana nanti di puncak >.< 
Alhamdulillah pukul 17.15 kita sampai di kantor kepala desa Patak Banteng, kita turun di depan sebuah madrasah yang merangkap atasnya adalah sebuah masjid. Sebelum memulai pendakian, tak lupa kita tunaikan sholat wajib dulu. Berhubung perut masih kosong sejak siang tadi, beberapa dari kita memutuskan untuk mengisi perut di warung seberang jalan. Bagiku segelas teh hangat sudah lebih dari cukup, karena aku adalah tipe pejalan yang gak boleh kekenyangan, karena malah bisa bikin keser selama pendakian. Tak terasa waktu sudah memasuki maghrib, kita pun memutuskan untuk menunaikan shalat maghrib & isya' dijamak terlebih dahulu sebelum pendakian, supaya dalam pendakian terasa tenang dan tidak terburu-buru.
Ternyata Basecamp Gunung Prau yang baru terletak agak jauh dari tempat kita turun dari angkutan, sehingga kita harus berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Basecamp. Setelah mengurus administrasi di loket pendaftaran dengan biaya 10rb/orang, pendakian pun kita mulai sekitar pukul 18.45. Berikut rincian pendakian Gunung Prau dimulai dari Basecamp Patak Banteng :
  • Basecamp - Ondosewu (menapaki tangga dan rumah warga)
  • Ondosewu - Sikut Dewo, Pos 1 (perkebuanan warga dan jalan kricak)
  • Sikut Dewo, Pos 1 - Canggal Walangan, Pos 2 (perkebunan warga dengan jalan mulai nanjak)
  • Canggal Walangan, Pos 2 - Cacingan, Pos 3 (mulai memasuki kayak hutan, banyak pohon-pohon besar, dan jalan pun semakin menanjak)
  • Cacingan, Pos 3 - Sunrise Camp (jalanan paling nanjak sepanjang pendakian, tetapi beberapa spot sudah dibuat anak tangga dari bambu)

Nah, itulah beberapa pos yang harus kita lalui sebelum sampai di hampir puncak Gunung Prau, maaf belum bisa mencantumkan detail pendakian beserta estimasi waktunya karena lupa mencatat dan waktu pendakian yang udah lama banget xD Tapi yang paling aku inget, dari Basecanp sampai sunrise camp memakan waktu sekitar 3 jam. Kita memilih tempat ngecamp di Sunrise Camp, dengan ekspetasi pas kita bangun trus buka dome bisa langsung liat sunrise hehe :D
Setelah sampai di tempat ngecamp, kita bagi tugas, ada yang diriin dome dan ada yang masak. Aku sih diriin dome, karena sadar gak punya keahlian masak :p setelah dome siap, kita masukin barang-barang dan siap-siap makan malam, yeeee... Menu makan malam adalah potato mesh & sarden :d hmmmmm... bicara soal rasa, makanan apapun kalo di gunung apalagi pas lagi laper semuanya jadi enak, percaya deh. Lepas makan beberapa dari kita memutuskan untuk istirahat karena fisik udah mulai loyo, dan aku sendiri memilih untuk beres-beres alat makan biar bisa dipake lagi pas paginya, itung-itung bantuin bagian dapur karena tadi gak ikut masak hehe :v habis beres-beres, sebelum tidur aku ngopi-ngopi sebentar, sambil menikmati langit berbintang dan purnama yang indah :p uhuyyy, alias ngangetin badan broooo, gila di sini dingin banget, kalo menurutku sih lebih dingin di Prau daripada di Merbabu, dan kata Yusril lebih dingin di Prau juga daripada di Merapi.
Sekitar pukul 11 malam aku memutuskan untuk istirahat, bisa mati membeku juga kalo lama-lama diluar dengan suhu yang ekstrem banget. Harapanku sih semoga besoknya bisa bangun pagi & begitu buka dome bisa langsung liat sunrise yang indah :D Dan memang kadang ekspektasi tak selalu sama seperti aslinya. aku baru bisa bangun sekitar pukul 5 pagi, begitu keluar dome ternyata masih dingin juga -_- gilaaaa ini gunung apa kutub, kok gak ilang-ilang dinginnya. Ku kira udah sunrise ternyata masih agak gelap, baru semburat merah cahaya matahari. Aku pun masuk ke dalam dome lagi dan menunaikan ibadah sholat subuh, begitu selesai dan keluar dome ternyata matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Semburat merah pun berganti dengan warna orange, kuning hingga akhirnya langit pun terang karenanya. MasyaAllah, pemandangan yang amat luar biasa, suatu momen yang tak setiap hari ku sadari dan syukuri kehadirannya, padahal begitu berarti bagi kita semua :') Memang betul, naik gunung bisa mengajarkan kepada kita arti syukur dan cinta yang lebih akan karunia keindahan-Nya, yang mungkin bagi kita setiap harinya adalah momen yang biasa saja.
Lepas menikmati indahnya sunrise dan berfoto-foto ria, kita ceritanya mau jalan-jalan sekaligus explore Prau, kita jalan-jalan keliling puncak Prau dan menikmati indahnya bukit Telletubies juga ladang bunga daisy, lagi-lagi kita disarkan oleh nikmat Tuhan yang tiada tara keindahannya.
Pukul 8 pagi kita balik lagi tempat camp dan masak-masak, yuhuuuu.. Kalo menurutku sih, bagian paling menyenangkan dari pendakian selain menyaksikan fenomena alam seperti sunrise adalah momen masak-masak sekaligus makan, ya walaupun lagi-lagi gak bisa bantuin banyak dan cuman nimbrung aja hehe.. Menu pagi ini simple aja sih, cuman bikin pop mie dan roti bakar ala gak pake mentega tapi pake minyak goreng beku, wkwkwk xD Tapi hasilnya tetap nikmat kok :d kan semua makanan kalo di gunung jadi enak. Sarapan sambil leha-leha menikmati pemandangan sekitar dan berfoto ria mengakhiri keseruan kita pada pendakian kali ini. Pukul 10.30 siang kita memutuskan untuk berkemas-kemas dan sapu jagad sebelum akhirnya turun kembali ke Basecamp. Jangan lupa wahai pendaki, ada 2 hal yang tak boleh kau tinggalkan saat pendakian, yaitu SAMPAH dan NYAWAMU! So, jangan lupa bawa turun sampahmu kembali :) 
Pukul 1 kurang seperempat akhirnya kita sampai kembali di Basecamp Patak Banteng, setelah melakukan pengecekan kepulangan di loket pendaftaran, kita memutuskan untuk bersih-bersih dan sholat dzuhur terlebih dahulu di mushola yang terletak dibelakang Basecamp. Pukul setengah 2 kita memutuskan untuk pulang, sama seperti waktu berangkat, kita naik angkutan umum / minibus terlebih dahulu sampai terminal Wonosobo, Sebelum lanjut perjalanan ke Magelang, kita mengisi perut terlebih dahulu di terminal Wonosobo dengan makanan khas Wonosobo, yaitu mie ongklok :d wuhhhh nikmat sekali penutup petualangan kita kali ini. Dan akhirnya selepas makan, bus jurusan Magelang yang akan mengantar kepulangan kita pun sudah tiba, 2 jam perjalanan sepanjang pulang kita gunakan untuk merebahkan diri dan mengistirahatkan badan sejenak. Walau fisik lelah, namun hati dan pikiran selepas pendakian akan menjadi segar dan rileks kembali, jadi jangan bosan-bosan untuk terus menjelajah negeri tercinta ini. Sekian cerita petualanganku kali ini, sampai jumpa di petualangan selanjutnya ;) Salam lestari!
Wassalammu'alaikum.wr.wb.

Beberapa cuplikan momen pendakian :












2 komentar: