Assalammualaikum.wr.wb.
Akhirnya punya waktu buat nulis yeeeee :D Sebenernya kisah perjalanan yang
bakal tak ceritain kali ini udah kelewat lamaaaa banget, hampir dua bulan yang
lalu. Tapi gak papa deh, demi janjiku untuk menuliskan semua kisah
petualanganku, telat pun tidak masalah :v Oke, ini adalah salah satu
petualangan paling nekad dalam hidupku, pendakian Gunung Prau. Jadi, aku sama
Mbak Ima udah kebelet ngalas sejak beberapa bulan sebelumnya, nah dan akhirnya
pilihan kita buat menentukan tempat dan waktu ngalas jatuh kepada Gunung Prau
pada tanggal 1-2 Juni 2015, waktu yang sangat sangat nekad, berhubung pagi
harinya kita masih UKK -_- Dan parahnya 31 Mei 2015atau H-1 pendakian, aku gak
belajar buat UKK tapi malah sibuk packing :p
Berangkat dari SMANSA sekitar pukul 13.15, lalu naik angkutan umum sampai
Menowo. Dari Menowo, kita bisa naik bus jurusan Wonosobo, kalo gak salah ada 3
pilihan bus jurusan Magelang-Wonosobo : Cebong Jaya, Putra Perdana, dan Putra
Mataram. Nunggu busnya ternyata agak lama, sekitar pukul 13.45 kita akhirnya
dapet bus yang dimaksud. Okee, berangkatlah kita ke Wonosobo. Dengan modal
nekad dan tidak punya malu, aku memilih tempat duduk paling depan sendiri, biar
deket sama sopir dan bisa nanya-nanya xD Akhirnya hasil kepo-kepo dari Pak
Sopir, kita turun di terminal Wonosobo sekitar pukul 16.00. O iya, mau curhat
aja nih, sepanjang perjalanan dari Magelang sampai Wonosbo, kita diguyur hujan,
Alhamdulillahnya sampai Wonosobo hujan udah reda hehe :D
Dari terminal Wonosobo sebenarnya kita bisa naik angkutan umum jurusan
Dieng dan turun di desa Patak Banteng. Tapi kebetulan waktu itu ada bapak-bapak
sopir angkot yang nawarin carteran angkutannya buat rombangan kita yang ber-8
dan 2 orang pendaki yang juga sama-sama mau nanjak ke Prau. Dengan kesepakatan
20rb/orang untuk carteran kali ini, akhirnya kita deal. Yuhuuuu... perjalanan
pun lanjut ke Dieng. Kaca jendela angkutan umum sengaja dibuka, udara sejuk
selepas hujan pun menusuk tulang sepanjang perjalanan ke Desa Patak Banteng,
brrrrrr gilaaaa baru otw Dieng aja udah dingin banget, gimana nanti di puncak
>.<
Alhamdulillah pukul 17.15 kita sampai di kantor kepala desa Patak Banteng,
kita turun di depan sebuah madrasah yang merangkap atasnya adalah sebuah
masjid. Sebelum memulai pendakian, tak lupa kita tunaikan sholat wajib dulu.
Berhubung perut masih kosong sejak siang tadi, beberapa dari kita memutuskan
untuk mengisi perut di warung seberang jalan. Bagiku segelas teh hangat sudah
lebih dari cukup, karena aku adalah tipe pejalan yang gak boleh kekenyangan,
karena malah bisa bikin keser selama pendakian. Tak terasa waktu sudah memasuki
maghrib, kita pun memutuskan untuk menunaikan shalat maghrib & isya'
dijamak terlebih dahulu sebelum pendakian, supaya dalam pendakian terasa tenang
dan tidak terburu-buru.
Ternyata Basecamp Gunung Prau yang baru terletak agak jauh dari tempat kita
turun dari angkutan, sehingga kita harus berjalan kaki sekitar 5 menit menuju
Basecamp. Setelah mengurus administrasi di loket pendaftaran dengan biaya
10rb/orang, pendakian pun kita mulai sekitar pukul 18.45. Berikut rincian
pendakian Gunung Prau dimulai dari Basecamp Patak Banteng :
- Basecamp - Ondosewu (menapaki tangga dan rumah warga)
- Ondosewu - Sikut Dewo, Pos 1 (perkebuanan warga dan jalan kricak)
- Sikut Dewo, Pos 1 - Canggal Walangan, Pos 2 (perkebunan warga dengan jalan mulai nanjak)
- Canggal Walangan, Pos 2 - Cacingan, Pos 3 (mulai memasuki kayak hutan, banyak pohon-pohon besar, dan jalan pun semakin menanjak)
- Cacingan, Pos 3 - Sunrise Camp (jalanan paling nanjak sepanjang pendakian, tetapi beberapa spot sudah dibuat anak tangga dari bambu)
Nah, itulah beberapa pos yang harus kita lalui sebelum sampai di hampir
puncak Gunung Prau, maaf belum bisa mencantumkan detail pendakian beserta
estimasi waktunya karena lupa mencatat dan waktu pendakian yang udah lama
banget xD Tapi yang paling aku inget, dari Basecanp sampai sunrise camp memakan
waktu sekitar 3 jam. Kita memilih tempat ngecamp di Sunrise Camp, dengan
ekspetasi pas kita bangun trus buka dome bisa langsung liat sunrise hehe :D
Setelah sampai di tempat ngecamp, kita bagi tugas, ada yang diriin dome dan
ada yang masak. Aku sih diriin dome, karena sadar gak punya keahlian masak :p
setelah dome siap, kita masukin barang-barang dan siap-siap makan malam,
yeeee... Menu makan malam adalah potato mesh & sarden :d hmmmmm... bicara
soal rasa, makanan apapun kalo di gunung apalagi pas lagi laper semuanya jadi
enak, percaya deh. Lepas makan beberapa dari kita memutuskan untuk istirahat
karena fisik udah mulai loyo, dan aku sendiri memilih untuk beres-beres alat
makan biar bisa dipake lagi pas paginya, itung-itung bantuin bagian dapur
karena tadi gak ikut masak hehe :v habis beres-beres, sebelum tidur aku
ngopi-ngopi sebentar, sambil menikmati langit berbintang dan purnama yang indah
:p uhuyyy, alias ngangetin badan broooo, gila di sini dingin banget, kalo
menurutku sih lebih dingin di Prau daripada di Merbabu, dan kata Yusril lebih
dingin di Prau juga daripada di Merapi.
Sekitar pukul 11 malam aku memutuskan untuk istirahat, bisa mati membeku
juga kalo lama-lama diluar dengan suhu yang ekstrem banget. Harapanku sih
semoga besoknya bisa bangun pagi & begitu buka dome bisa langsung liat
sunrise yang indah :D Dan memang kadang ekspektasi tak selalu sama seperti
aslinya. aku baru bisa bangun sekitar pukul 5 pagi, begitu keluar dome ternyata
masih dingin juga -_- gilaaaa ini gunung apa kutub, kok gak ilang-ilang dinginnya.
Ku kira udah sunrise ternyata masih agak gelap, baru semburat merah cahaya
matahari. Aku pun masuk ke dalam dome lagi dan menunaikan ibadah sholat subuh,
begitu selesai dan keluar dome ternyata matahari sudah mulai menampakkan
sinarnya. Semburat merah pun berganti dengan warna orange, kuning hingga
akhirnya langit pun terang karenanya. MasyaAllah, pemandangan yang amat luar
biasa, suatu momen yang tak setiap hari ku sadari dan syukuri kehadirannya,
padahal begitu berarti bagi kita semua :') Memang betul, naik gunung bisa
mengajarkan kepada kita arti syukur dan cinta yang lebih akan karunia
keindahan-Nya, yang mungkin bagi kita setiap harinya adalah momen yang biasa
saja.
Lepas menikmati indahnya sunrise dan berfoto-foto ria, kita ceritanya mau
jalan-jalan sekaligus explore Prau, kita jalan-jalan keliling puncak Prau dan
menikmati indahnya bukit Telletubies juga ladang bunga daisy, lagi-lagi kita
disarkan oleh nikmat Tuhan yang tiada tara keindahannya.
Pukul 8 pagi kita balik lagi tempat camp dan masak-masak, yuhuuuu.. Kalo
menurutku sih, bagian paling menyenangkan dari pendakian selain menyaksikan
fenomena alam seperti sunrise adalah momen masak-masak sekaligus makan, ya
walaupun lagi-lagi gak bisa bantuin banyak dan cuman nimbrung aja hehe.. Menu
pagi ini simple aja sih, cuman bikin pop mie dan roti bakar ala gak pake
mentega tapi pake minyak goreng beku, wkwkwk xD Tapi hasilnya tetap nikmat kok
:d kan semua makanan kalo di gunung jadi enak. Sarapan sambil leha-leha
menikmati pemandangan sekitar dan berfoto ria mengakhiri keseruan kita pada
pendakian kali ini. Pukul 10.30 siang kita memutuskan untuk berkemas-kemas dan
sapu jagad sebelum akhirnya turun kembali ke Basecamp. Jangan lupa wahai
pendaki, ada 2 hal yang tak boleh kau tinggalkan saat pendakian, yaitu SAMPAH
dan NYAWAMU! So, jangan lupa bawa turun sampahmu kembali :)
Pukul 1 kurang seperempat akhirnya kita sampai kembali di Basecamp Patak
Banteng, setelah melakukan pengecekan kepulangan di loket pendaftaran, kita
memutuskan untuk bersih-bersih dan sholat dzuhur terlebih dahulu di mushola
yang terletak dibelakang Basecamp. Pukul setengah 2 kita memutuskan untuk
pulang, sama seperti waktu berangkat, kita naik angkutan umum / minibus
terlebih dahulu sampai terminal Wonosobo, Sebelum lanjut perjalanan ke
Magelang, kita mengisi perut terlebih dahulu di terminal Wonosobo dengan
makanan khas Wonosobo, yaitu mie ongklok :d wuhhhh nikmat sekali penutup
petualangan kita kali ini. Dan akhirnya selepas makan, bus jurusan Magelang
yang akan mengantar kepulangan kita pun sudah tiba, 2 jam perjalanan sepanjang
pulang kita gunakan untuk merebahkan diri dan mengistirahatkan badan sejenak.
Walau fisik lelah, namun hati dan pikiran selepas pendakian akan menjadi segar
dan rileks kembali, jadi jangan bosan-bosan untuk terus menjelajah negeri
tercinta ini. Sekian cerita petualanganku kali ini, sampai jumpa di petualangan
selanjutnya ;) Salam lestari!
Wassalammu'alaikum.wr.wb.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus